Saat ini hampir seluruh masyarakat mencintai hewan khusus nya bintang peliharaan. mulai dari mamalia sampai dengan reptil. beberapa orang juga igin mengetahui binatang apa yang pantas untuk dipelihara atau tidak. degan blog ini saya akan berbagi informasi mengenai beberapa tips dari cara memelihara hewan hingga cara merawatnya
Rabu, 01 Juni 2016
Bullfrog (Katak Lembu)
Kodok Bullfrog atau kodok lembu saat ini menjadi hewan yang sedang diincar oleh presiden Jokowi. Katak ini nantinya untuk dipelihara di kolam Istana Bogor. Hal itu dinyatakan oleh Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Protokoler Istana Bogor, Endang Sumirat, Selasa (1/3/2016). “Pak Jokowi minta kodok jenis bullfrog ini untuk kebutuhan ekosistem. Kemarin sempat dapat dari Polres, kalau ada yang punya lagi mungkin bisa disampaikan,” katanya sebagaimana diberitakan tribunnews.com
Katak Lembu atau Bullfrog mempunyai nama latin Rana Catesbeiana. Bullfrog merupakan jenis kodok yang berciri tubuh besar, agresif, dan bersuara besar. Umumnya, jenis kodok ini kulit atasnya ditemukan berwarna hijau daun dan kadang berkombinasi dengan warna cokelat keabu-abuan. Sedangkan, kulit bagian bawahnya biasanya berwarna putih, kuning, atau abu-abu.
Ada beragam spesiesnya, yang tinggal di beberapa benua, seperti Amerika, Australia, Afrika, dan Asia. Berukuran 9 – 15 sentimeter, bullfrog dewasa umumnya dapat memiliki berat badan mencapai 500 gram, terbesar se-Amerika Utara.
Bullfrog dikatakan berperan besar untuk mengendalikan lingkungan, sehingga keberadaannya dijaga. Katak lembu / bullfrog (Rana Catesbeiana) ini merupakan jenis katak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar, sehingga dapat berkembang dengan cepat.
Katak jenis ini terbilang sangat jinak, bila kita pegang, dia tidak akan menggigit. Namun katak ini termasuk hewan lincah , karena gerakannya yang cepat pada saat kita dekati atau hendak dipegang / ditangkap.
Disisi lain, banyak bullfrog yang masih dijadikan konsumsi makanan manusia, bahan bedah untuk kelas biologi di sekolah-sekolah, dan hewan peliharaan.
Bullfrog atau mungkin orang awam menyebutnya dengan katak hijau yang biasanya ada di kolam-kolam atau daerah persawahan. Selain itu juga dilakukan pembudidayaan untuk pemenuhan kebutuhan kuliner atau untuk memenuhi kebutuhan ekspor-impor.
Elang Jawa
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).
Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar.
Iris mata kuning atau kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.
Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.
Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng.[4]
Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 mdpl.
Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai tempat hidupnya. Walaupun ditemukan elang yang menggunakan hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang, akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas.
Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet.
Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama kurang-lebih 47 hari.
Pohon sarang merupakan jenis-jenis pohon hutan yang tinggi, seperti rasamala (Altingia excelsa), pasang (Lithocarpus sundaicus), tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), dan ki sireum (Eugenia clavimyrtus). Tidak selalu jauh berada di dalam hutan, ada pula sarang-sarang yang ditemukan hanya sejarak 200–300 m dari tempat rekreasi.
Di habitatnya, elang Jawa menyebar jarang-jarang. Sehingga meskipun luas daerah agihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600-1.000 ekor.[5] Populasi yang kecil ini menghadapi ancaman besar terhadap kelestariannya, yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis. Pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa.[6] Dalam pada itu, elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi.
Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi konservasi dunia IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan).[7] Demikian pula, Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.
Otter (berang-Berang)
Sekarang ini terdapat tiga belas jenis berang-berang yang termasuk ke dalam suku Mustelidae, dapat ditemukan di seluruh Eropa, Amerika, Asia dan Afrika. Berang-berang cakar kecil merupakan salah satu dari lima jenis berang-berang yang menempati Asia; tersebar dari Bangladesh, Bhutan dan Nepal sampai Malaysia, Indonesia, Cina bagian selatan, dan India bagian selatan. Berang-berang ini dapat ditemukan pada berbagai habitat, dari pesisir tropis sampai sungai-sungai pegunungan.
Berang-berang cakar kecil dapat beradaptasi secara lebih baik hidup di dekat manusia dibandingkan dengan kebanyakan jenis berang-berang lainnya, sehingga dapat dijumpai pada sawah, tambak udang, kolam ikan dan juga sering terlihat berada jauh dari sumber air.
Walaupun tingkat kerentanannya lebih rendah dari beberapa jenis berang-berang lain, IUCN/SSC memasukkan berang-berang cakar kecil ini ke dalam “Vulnerable” (IUCN 2008 Red List). Ancaman kerusakan habitat, polusi, dan pertambahan populasi manusia menimbulkan permasalahan terhadap kelangsungan hidup jangka panjang jenis ini.
Berang-berang cakar kecil hidup dalam kelompok keluarga besar berdasarkan keturunan pasangan alpha, dengan jumlah rata-rata kelompok terdiri dari lima ekor, namun pernah tercatat jumlahnya mencapai dua puluh ekor. Walaupun mencari makan untuk diri sendiri secara individu, mereka akan bergabung sebagai kelompok jika terancam. Berang-berang ini bersifat monogami dengan kedua orang tua dan saudara yang lebih tua membantu merawat anak yang muda. Sebuah keluarga berang-berang akan terpecah jika salah satu pasangan alpha mati, dan individu akan menyebar untuk mencari pasangan dan menemukan kelompok mereka sendiri.
Berang-berang ini dikenal sebagai hewan sosial, jadi tidak disarankan dan tidak dapat diterima jika memelihara hewan ini dalam keadaan seekor. Jika dipelihara di dalam penangkaran sebaiknya berpasangan, pasangan dewasa dengan berang-berang muda (bisa termasuk beberapa ekor bayi) atau dalam kelompok satu jenis kelamin.
Berang-berang cakar kecil secara alaminya bersifat diurnal, aktif, sibuk dan hewan yang suka ingin tahu.
Lucu dan sangat menarik untuk di pelihara, dan memang lebih aman ketika di pelihara penangkaran atau di tangan pecinta hewan, namun Otter atau berang-berang ini bukan lah untuk hewan peliharaan, dan habitatnya adalah di alam, jadi alangkah baiknya jika kita pelihara alam kita sehingga ekosistem tetap terjaga.
Kukang
Dari delapan spesies kukang yang masih ada, enam di antaranya dapat ditemukan di Indonesia, yakni di pulau-pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kukang (Nycticebus spp.) memiliki penampilan yang lucu dan menggemaskan sehingga banyak masyarakat umum yang gemar menjadikan primata ini sebagai hewan peliharaan. Karenanya, semua jenis kukang ini telah terancam oleh kepunahan. Kukang telah dilindungi oleh hukum Indonesia, sehingga memperdagangkannya tergolong melanggar hukum (ilegal) dan kriminal.
Kukang adalah primata bertubuh kecil, kekar, dan berekor sangat pendek. Kepalanya bulat, moncongnya meruncing, dan matanya besar. Rambut tubuhnya halus dan lebat. Pola warnanya berbeda-beda menurut spesies —sehingga digunakan pula untuk identifikasi, namun umumnya bervariasi dari cokelat kelabu pucat hingga warna tengguli. Sebuah garis cokelat berjalan dari ubun-ubun hingga tengah punggung atau pangkal ekor. Biasanya terdapat lingkaran gelap yang mengelilingi kedua mata, diseling oleh jalur pucat atau putih yang membujur di antara kedua mata hingga ke dahinya. Di malam hari, matanya memantulkan cahaya obor dengan jelas.
Kukang memanjat dan bergerak di antara ranting dan cabang pohon dengan perlahan-lahan dan hati-hati; hampir tidak pernah melompat.Tangan dan kakinya hampir sama panjang; serta cukup panjang sehingga kukang dapat merentangkan tubuhnya dan berputar untuk meraih ranting yang bertetangga. Tangan dan kaki itu telah mengalami adaptasi sedemikian rupa, sehingga mampu memegang erat rerantingan dalam jangka waktu cukup lama tanpa membuat kukang kelelahan.
Gigitan kukang dikenal berbisa; suatu kemampuan yang jarang terdapat di kalangan mamalia namun khas pada kelompok primata lorisid. Bisa tersebut didapat kukang dengan menjilati sejenis kelenjar di lengannya; bisa pada cairan kelenjar itu diaktifkan tatkala bercampur dengan ludah. Gigitan berbisa itu berguna untuk membuat jera pemangsa, dan juga untuk melindungi bayinya dengan menyapukannya pada rambut tubuh anaknya. Sekresi kelenjar lengannya terutama mengandung zat semacam alergen yang dihasilkan kucing, yang kemudian diperkuat dengan komposisi kimiawi yang didapat kukang dari makanannya di alam liar. Pemangsa alami kukang yang tercatat, di antaranya, adalah ular, elang brontok, dan orangutan; meskipun diduga jenis-jenis kucing, musang, dan beruang madu juga turut memangsanya.
Perilaku sosial kukang tidak seberapa diketahui, akan tetapi hewan ini salah satunya berkomunikasi lewat bau yang ditinggalkannya di tempat-tempat tertentu. Kukang jantan diketahui memiliki teritori yang dipertahankannya dengan ketat. Binatang ini lambat bereproduksi; anaknya yang masih kecil kadang kala ditinggalkan di rerantingan atau didukung bergantian oleh kedua induknya. Kukang bersifat omnivora; memangsa hewan-hewan kecil, buah-buahan, getah pepohonan, serta pelbagai nabat lainnya.
Kura-Kura Emys
Manouria emys emys, atau biasa disebut kura kura kaki gajah adalah kura kura darat (tortoise) terbesar di asia. penyebarannya di indonesia meliputi Kalimantan dan Sumatra. Ukuran dewasa kura kura ini berkisar antara 45-50 cm, dengan berat bisa mencapai 20kg, bisa lebih lagi jika dalam pemeliharaan manusia. Seperti kebanyakan kura kura darat di dunia, Emys merupakan kura pemakan tumbuhan, dan yang paling disenangi hewan ini adalah....... Daun dan batang Talas. Selain itu Emys juga menyukai berbagai macam buah buahan.
Pemeliharaan Emys gampang gampang susah, setting kandang yang paling bagus adalah kandang outdoor, dengan alas rumput gajah mini, tempat emys bersembunyi untuk menghindari panas ketika terik matahari, dan juga sediakan kolam tempat berendam karena lingkungan alamiah emys adalah lingkungan yang lembab, ingat tempat berendam saja, jadi jangan dalam dalam.
Untuk pakannya bisa diberikan daun talas beserta batangnya, sawi hijau, dan sayuran segar lainnya, tapi ada yang tidak boleh diberi kepada emys yaitu Kol dan Bayam, buah buahan juga jadi kegemaran emys, misalnya pepaya atau pisang, walaupun banyak yang bilang bahwa pisang jika terlalu banyak akan menyebabkan obesitas. Obesitas menjadi berbahaya karena dengan berat tubuh yang berlebihan Emys menjadi cepat lelah ketika bergerak, dan bisa menyulitkan untuk pernafasannya.
Bahaya yang bisa diderita oleh Emys adalah Dehidrasi, pastikan suhu udara berkisar antara 31 derajad celcius, pastikan anda mempunyai thermometer di kandangnya. Keracunan makanan sering terjadi jika sayuran yang diberikan mengandung pestisida, pastikan cuci bersih sayuran yang akan diberikan kepada Emys sehingga aman dari kontaminasi pestisida. Jika anada memelihara Emys yang sudah dewasa, bisa dipastikan merupkan tangkapan alam, dan biasanya membawa parasit cacing di dalam perutnya, jadi perlu "deworm" agar Emys anda tetap lancar makan dan sehat. Deworm alami adalah dengan menggunakan talas yang masih bergetah, atau dengan memberikan daun pepaya.
Jika anda memelihara Emys dari ukuran bayi ( kurang lebih 5cm ) bahaya yang paling sering terjadi adalah MBD atau Metabolic Bone Disease yaitu kelainan tulang yang diakibatkan oleh ketidakmampuan emys menyerap kalsium, hal ini ditandai dengan melunaknya plastron (tempurung bawah), malas makan, dan kemudian bisa menjadi kematian. Emyse memerlukan kalsium utnuk pertumbuhan tulang dan tempurungya, untuk mengolah makanan menjadi kalsium emys membutuhkan sidar matahari, jadi jangan sampai lupa membiarkan emys anda untuk menikmati sinar matahari di pagi hari, jika datang musim penghujan, anda bisa mengakalinya dengan menggunakan lampu UVB yang bisa dibeli di toko peralatan reptile di kota terdekat dengan anda. Sawi hijau merupakan penyuplai kalsium yang baik, jika diperlukan anda juga bisa menambahkan bubuk kalsium D3 yang juga bisa anda beli di toko perlengkapan reptile.
Kura-Kura Sulcata
African spurred tortoise (geochelone Sulcata) atau kura-kura Sulcata, berasal dari daerah Afrika. Sulcata adalah kura2 darat nomor tiga terbesar di dunia. Panjang plastron (tempurung bagian bawah) dapat mencapai 78cm.
Musim kawin adalah sekitar bulan Juni Hingga maret frekuensi terbesar adalah september sampai November, bertelur pada menjelang musim kemarau, dengan jumlah hingga 17 butir. telur-telur ini akan menetas setelah 212 hari.
Captive breed (cb)
Sulkata peliharaannya terlihat kawin pertama kali sekitar bulan Desember hingga Januari, bertelur bulan Juni dan bertelur lagi bulan Juli (2 clutch) total sebanyak 13 butir. telur-telur Sulcata tersebut menetas pada bulan desember pertengahan dengan masa inkubasi 4,5 bulan atau 135 hari.
Di alamnya Sulcata memakan rumput dan daun-daun dari tanaman yang mengandung air (succulent).
Habitat
Sulcata tersebar dari sudan, Ethiophia, Togo, Hingga Mali dan Mauritania, Secara general penyebarannya berada di bagian Utara dari Gurun Sahara. Untuk menghindari Panas yang menyengat, sulkata menggali lubang untuk berteduh dengan menggunakan kakinya yang sangat kuat.
Pemeliharaan Kura-kura Sulcata
Kura ini tidak menyukai tempat pemeliharaan yang lembab, Sulcata Baby walau menyukai panas namun gampang sekali mengalami dehidrasi, pemeliharaan tiap pagi bisa direndam dengan air hangat setengah batoknya lalu di jemur sambil diberi makan, kandang harus selalu dalam keadaan kering dan hangat mencapai 30 derajat, tempat pemeliharaan harus sejuk dan kering jangan di berikan tempat air minum di dalam kandang. kura2 kecil harus dijemur pada pagi hari atau menggunakan lampu sekitar 25-60 watt agar tetap kering dan hangat serta Uvb light bila tidak sempat menjemur.
Jangan menjemur kura-kura terlalu lama
Kalau menjemur terlalu lama kura2 dapat mengalami dehidrasi dan menyebabkan kematian, usahakan hingga badannya hangat atau memberi tempat perlindungan pada kandang kura-kura sehingga jika terlalu panas kura-kura tersebut dapat menjauhkan diri/bersembunyi di tempat teduh.
Jangan Menjemur Kura-Kura Tanpa Diawasi
Biarpun Kelihatan lambat, Tapi kura-kura juga pandai melarikan diri. pada musim hujan gunakan lampu khusus reptil yang mengandung UVA-UVB (Full Spectrum lamp).
UVA digunakan untuk menambah selera makan dan memproses makanan di tubuh reptil. UVB digunakan untuk memproses vitamin D3 pada makanannya karena reptil tidak bisa mensintesa Vitamin D3 tanpa bantuan UVB.
tempat berjemur diusahakan mempunyai suhu 31-34 derajat, sedang suhu kandang sekitar 28-32 derajat. gunakan termometer untuk mengukur suhu jangan di kira-kira, karena kadang perkiraan kita meleset jauh.
Makanan untuk kura-kura sulcata
Makanan untuk kura-kura sulkata bisa diberi Fumak, kaktus centong, sawi ijo , selada, bunga sepatu, buncis
Kriteria Kura-kura darat yang sehat
-Mata bersih tidak berair.
-Nafsu makan bagus.
-Badan berat, aktif.
-Tidak ada luka
Kura kura dapat dipelihara di tempat ber AC dengan bantuan dari lampu agar tidak kedinginan.
Vitamin untuk kura-kura
Untuk kura-kura dengan Variasi makanan yang bagus, sudah cukup hanya diberi tambahan Kalsium, kalsium yang ada dipasaran sekarang ini adalah Calsium+D3, dapat juga diberi dengan tulang cimu/sotong yang kering. jangan diberi dog food untuk sulcata karena menyebabkan piramiding.
Breeding kura-kura Sulcata
Cara beternak kura-kura sulcata atau cara mengawinkan kura-kura Sulkata
Proses perkawinan:
Pejantan sulcata tiba pada musim kawin ketika diameter tubuhnya mencapai 35cm, di iklim indonesia musim kawin bisa terjadi setiap saat dari bulan september hingga januari, walaupun pada kenyataannya perkawinan sering terjadi setelah musim penghujan. Hal pertama yang harus anda persiapkan adalah ruangan yang cukup luas bagi kedua induk karena dalam ruangan yang sempit, pejantan yang sangat agresif dapat melukai tubuh terutama tempurung betina. Pindahkan juga pejantan lainnya karena pejantan lain dapat mengganggu proses perkawinan, para pejantan cenderung untuk bertarung satu sama lain hingga dapat berakibat fatal satu pejantan sudah cukup untuk mengawini empat betina, tetapi kalau keadaan tempat tidak memungkinkan, mau gimana lagi. Anda akan melihat mereka mulai kawin ketika pejantan bergerak untuk mengarahkan betina dengan berbagai cara, misalnya membatasi pergerakan betina dengan mengitarinya atau bahkan sampai memblokade jalannya. Alasan pejantan melakukan ini adalah untuk menghentikan pergerakan betina selama mungkin agar pejantan memiliki waktu untuk mengambil posisi menumpuk diatas betina. biasanya proses perkawinan akan disertai dengan raungan dan erangan yang cukup berisik.
Proses bertelur
Tubuh betina akan mulai membengkak beberapa waktu setelah kawin, ini merupakan indikasi bahwa betina telah terbuahi dan tubuhnya penuh dengan telur. Betina akan mulai mengurangi jatah makannya dan menampakan tanda-tanda kegelisahan. ini disebabkan karena betina sedang mencari sarang bagi telur-telurnya. setelah enam hingga delapan minggu dari waktu perkawinan betina mulai bertelur.
Pertama kali yang dilakukan betina setelah menemukan lokasi sarang, ia akan membersihkan dataran tanah/pasir dengan kakinya, Proses Bertelur Tubuh betina akan mulai membengkak selang beberapa waktu setelah kawin, ini merupakan indikasi bahwa betina telah terbuahi dan tubuhnya penuh dengan telur. Betina akan mulai mengurangi jatah makannya dan menampakan tanda-tanda kegelisahan. ini disebabkan karena betina sedang mencari sarang bagi telur-telurnya. setelah enam hingga delapan minggu dari waktu perkawinan betina mulai bertelur. Pertama kali yang dilakukan betina setelah menemukan lokasi sarang, ia akan membersihkan dataran tanah/pasir dengan kakinya, lalu mengencingi tanah tersebut dan menggalinya, kedalaman sarang berukuran kira-kira 7cm hingga 14cm dengan diameter 60cm . ketika betina merasa sarangnya telah cukup dalam, dia akan memutar balik posisi badan hingga ekor menghadap ke dalam sarang lalu mulai bertelur. selama ia meletakan telurnya , kedua kaki belakang bekerja untuk mengubur telur-telurnya dengan tanah. beberapa betina akan menggali empat hingga lima lubang sarang sebelum ia memutuskan untuk bertelur
Proses bertelur ini dapat memakan waktu kurang lebih hingga lima jam, seekor betina mampu bertelur 15 sampai 42 butir
dan setiap telur memakan waktu hingga 3 menit untuk keluar. setelah selesai bertelur, dia akan menutupi sarangnya dan memakan waktu kurang lebih satu jam, pada saat ini betina sangat protectif dengan sarang telurnya, dia akan bersikap agresif hingga terkadang menyerang apapun atau siapapun yang mendekati sarangnya. jadi sebaiknya anda amankan betina tersebut dari makhluk lain selama ia bertelur biasanya betina akan berjaga pada sarangnya hingga tiga hari kedepan, jika anda ingin mengumpulkan telur-telur tersebut sesegera mungkin, berhati-hatilah karena ada kemungkinan besar induk betina akan menyerang anda. tak jarang pula betina bersikap jinak, mereka hanya akan menutupi kembali sarangnya setelah anda kosongkan.
Inkubasi / Pengeraman :
Ada dua cara yang dapat anda tentukan sendiri untuk pengeraman telur. cara pertama adalah membiarkan telur pada sarangnya hingga menetas secara alami delapan bulan kemudian. tapi anda harus benar-benar yakin bahwa lingkungan sarang aman dari pemangsa telur dan suhu berkisar antara 82F/64C hingga 86F/68C. Telur akan menetas dalam waktu 100 sampai 200 hari.
Pada umumnya telur akan menetas bersamaan dalam waktu beberapa hari saja, tapi terkadang telur-telur tersebut menetas dengan selisih waktu beberapa hari saja, tapi terkadang telur-telur tersebut menetas dengan selisih waktu yang cukup lama, yaitu dari jangka waktu satu minggu sampai satu bulan untuk menetas semuanya. Setelah menetas biarkan bayi-bayi totoise di tempat inkubasi hingga cairan telur merembes, lalu angkatlah mereka dan letakkan diatas handuk bersih untuk mengeringkan tubuhnya, sifat dasar dari sulcata tortoise adalah agresif terhadap sesama jenisnya. keagresifan ini telah dimulai pada saat mereka baru saja menetas. bayi-bayi sulcata tortoise akan saling menerjang satu sama lain hingga tubuh lawannya terbalik
Minggu, 29 Mei 2016
Barn Owl
Tidak seperti burung hantu celepuk, memelihara barn owl (tyto alba) cenderung lebih susah dibanding dengan memelihara celepuk. Level kesulitan memelihara barn owl bisa dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan memelihara celepuk, maka barn owl tidak dianjurkan dipelihara oleh orang yang pemula dalam pemeliharaan burung hantu. Burung hantu barn owl gampang sekali stress yang biasanya berakhir kepada kematian.
cara memelihara barn owl :
1. Pilih barn owl yang masih anakan berbulu kapas (chick) saat akan membeli. Pastikan pula barn owl yang dibeli sehat.
Ciri barn owl yang sehat antara lain adalah tidak lesu, aktif, saat dikeluarkan dia aktif bergerak, mata jernih dan terbuka (kelopak mata tidak menutup), serta tidak ada luka fisik di bagian tubuhnya. Memilih barn owl yang masih chick agar barn owl tersebut bisa bonding kepada anda pemiliknya.
2. Saat sampai di rumah, biarkan barn owl sendiri di dalam ruangan tertutup agar ia adaptasi dengan lingkungan barunya.
Selama masa adaptasi, beri makan berupa potongan kecil daging sapi yang masih segar. Lebih bagus lagi jika daging sapi yang diberikan masih berdarah.
3. Setelah masa adaptasi, anda bisa memindahkan barn owl tersebut ke tangkringan (perch) yang sudah disediakan.
Anda bisa membuat sendiri perch dengan menggunakan pipa PVC, kaleng bekas cat, dan pipa PVC letter T. Cara membuat perch bisa anda baca di artikel saya cara membuat perch sendiri.
4. Jadwal pemberikan makanan untuk barn owl
Barn owl adalah jenis burung hantu dengan level pemeliharaan yang lebih susah dibandingkan celepuk, salahsatunya adalah dari segi pemberian pakan. Pakan yang diberikan bisa berupa bayi atau anakan tikus putih yang terlebih dahulu sedikit dilukai agar aroma darahnya tercium oleh si barn owl. Pemberian makan bisa diberikan 2 atau 3 kali sehari: subuh hari sekitar jam 5 atau setengah 6, siang hari sekitar jam 1 atau jam 2 (opsional), dan awal malam sekitar jam 7 atau 8 malam.
Musang Pandan
Musang liar hasil tangkapan akan langsung menggigit ataupun mencakar manusia yang mendekatinya, hal ini sangat wajar dilakukan hewan sebagai pertahanan diri selain berlari dan bersembunyi. Cara menjinakan musang pandan adalah dengan merawat dan memeliharanya dengan baik. Dalam hitungan bulan pasti hubungan baik antara anda dan musang akan terjalin.
Musang adalah hewan nocturnal yang memiliki jiwa predator, dia dapat mengenali emosi makhluk lain hanya dengan melihat matanya. Oleh karena itu makin anda ragu dan takut, makin galak si musang.
Cara menjinakan musang pandan :
Perlu keberanian dari pemilik untuk menjinakkan musang, anda harus siap tangan kena gigit ataupun cakar oleh musang. Usahakan semua perlakuan dilakukan dengan tangan, agar dia terbiasa.
1. Taruh musang pandan liar di dalam kandang yang kuat. Anda dapat membelinya di pet shop ataupun pasar hewan.
2. Di minggu awal sering-sering mandikan si musang, hal ini dilakukan untuk mengurangi insting liarnya. Lakukan setidaknya sehari sekali dengan sikat panjang (bisa sikat WC), jangan pakai tangan jelas beresiko. Setelah mulai jinak, kurangi intensitas pemandian.
3. Beri makan 2-4x dalam sehari, makanan yang bisa diberikan adalah buah-buahan segar dan seminggu sekali beri daging, bisa daring ayam ataupun bekicot. Besar potongan buah, setidaknya bisa masuk mulut si musang. Saat memberi makan gunakan tangan secara langsung (handfeed).
Kalau bisa jangan gunakan sarung tangan, karena terkadang hal ini bisa menimbulkan ketakutan pada musang. Penggunaan tangan langsung juga dapat mempercepat kedekatan pemilik dan peliharaan.
Ajak ngomong selagi ngasih makan, agar musang tidak kagetan dan terbiasa dengan suara manusia. Saat ini adalah waktu yang tepat jika anda ingin memberi nama peliharaan ini.
Setelah self defence musang mulai menurun (intensitas gigitan berkurang) maka saat memberi makan cobalah elus elus belakang kepala musang anda. Jika musang akan menoleh, segera tarik tangan keluar kandang. Perlakukan dia dengan baik dan jangan melakukan gerakan yang mengagetkannya.
4. Langkah terakhir cara menjinakan musang pandan adalah dengan melingkarkan rantai hewan ke lehernya dan ajaklah keluar kandang bertemu dengan orang di sekitar anda. Tentunya sambil dikasih makan.
Ball Python
cara merawat ular ball python
Sebelum ular ball python sampai ke rumah:
1. Siapkan kandang yang tertutup namun memiliki sirkulasi udara yang baik. Sebuah container box merk shinpo bervolume 40 galon (97x46x40 sentimeter) sudah mencukupi sebagai kandang. Alasi kandang dengan substrat (alas kandang) berupa koran bersih. Ganti subsrat jika dirasa sudah kotor atau berbau.
2. Sediakan juga hiding box di dalam kandang yang sesuai dengan ukuran tubuh ular ball python (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun masih memungkinkan ular bisa bergerak di dalam hiding box-nya).
3. Sediakan wadah kecil yang nantinya akan diisi oleh air minum. Tempatkan wadah air minum itu di dalam kandang.
Saat ular ball python sampai di rumah:
1. Tempatkan ular langsung di dalam kandangnya. Biarkan dia membiasakan diri dengan lingkungan barunya. Masukkan air minum di dalam wadah di kandang yang sudah disiapkan, lalu biarkan si ular di dalam kandangnya satu atau dua jam. Setelah si ular terbiasa dengan kandangnya, sentuh perlahan tubuh ular dengan jari jemari anda untuk memperkenalkan diri, sekaligus menunjukkan bahwa anda adalah "partner barunya". Lalu biarkan si ular menyendiri lagi.
2. Ball python juga termasuk ular yang sangat cerdas dan mudah untuk meloloskan diri. Maka dari itu, cek selalu keberadaan si ular atau pastikan si ular tidak mudah meloloskan diri dari kandangnya.
3. Temperatur dalam kandang juga harus diperhatikan. Kandang ball python hendaknya bertemperatur tidak lebih dari 32 derajat celcius di siang hari dan tidak lebih dari 28 celcius di malam hari.
Perawatan harian ular ball python
a. ular ball python memerlukan pencahayaan dan sinar UVB. jemur ular di bawah matahari pagi minimal 3 menit setiap harinya.
b. menu makan ular ball python disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. pakan ular ball python adalah tikus putih atau mencit tikus putih atau pinkies, sesuai dengan ukuran dan usia si ball python. Pastikan anda membunuh tikus putih yang akan diberikan jika si tikus putih berusia tua atau ada kemungkinan melawan. ini tentu saja untuk mencegah melawannya si tikus putih terhadap ball python anda.
c. waktu pemberian makan biasanya memang menjadi hal yang krusial bagi beberapa orang. range waktu pemberian pakan pada ball python berbeda sesuai umur dan ukurannya ball pythonnya. Ada ball python yang cukup diberi makan 3 hari sekali, 7 hari sekali, bahkan ada pula yang cukup diberi makan 12 hari sekali. Sebaiknya tanyakan range pemberian pakan kepada seller saat memberi ball python.
Green Tree Python
Green Tree Python (Morelia Viridis) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Irian Jaya, New Guinea & Australia. Ular Chondro tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. Chondro termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalanya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Seperti kebanyakan ular pohon, chondro memangsa binatang pengerat (tikus, mencit) dan unggas kecil. Chondro dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk specimen yang besar, sedangkan untuk specimen yang medium, chondro bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergelung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang pohon.
Chondro memiliki lubang thermosensory di sepanjang labial atas dan bawah. Kebanyakan Chondro berwarna hijau cerah tapi ada beberapa chondro dewasa yang berwarna biru atau kuning (chondro canary). Sebagian besar Chondro memiliki serangkaian titik putih / biru dan atau bintik lateral yang jelas terlihat. Bayi chondro memiliki warna yang sangat variable. Bayi chondro bisa berwarna merah bata, kuning lemon hingga coklat. Anehnya, semua warna ini bisa ditemukan di clutch telur yang sama.
Nama ilmiah Morelia Viridis baru didapatkan pada tahun 1994, sebelumnya nama ilmiah chondro adalah Chondropython viridis. Penggantian nama ini menunjukkan kekerabatan chondro yang sangat dekat dengan carpet python. Bayi chondro bisa berubah warna secara drastis dan ini dimulai saat bayi chondro berumur beberapa minggu hingga berumur 2 tahun. Musim kawin chondro biasanya terjadi pada akhir bulan Agustus hingga akhir bulan Desember dan chondro bertelur sekitar akhir bulan November hingga Februari. Chondro betina harus memiliki tempat untuk bertelur yang menggantung atau telur akan jatuh ke tanah. Masa inkubasi telur chondro adalah 39 hingga 65 hari.
Chondro mencari mangsa di tanah pada malam hari dan tidur di siang hari. Lubang thermosensory membantu mereka mengenali perubahan suhu. Contohnya, jika ada hewan yang bersuhu tubuh hangat mendekati jangkauannya, chondro akan dapat mengenali perubahan suhunya.
Secara keseluruhan, chondro adalah ular yang cantik & sangat popular. Warnanya bervariasi & indah. Tapi walaupun ukurannya cocok sebagai hewan peliharaan, chondro memiliki temperamen yang agak liar. Maka dari itu, dianjurkan hanya yang punya kesabaran dan mungkin sudah berpengalaman yang sebaiknya memelihara chondro.
Mitos tentang Chondro
Saya telah menyertakan bagian ini untuk menghilangkan beberapa keyakinan umum tentang Green Tree Python yang sebenarnya tidak benar. "Sedikit ragi mencemarkan seluruh roti", dan meskipun ada sedikit kebenaran dalam beberapa kepercayaan, persepsi publik sering kehilangan logika dengan kenyataan. Saya harap komentar saya akan dapat meluruskan semua kesalahpahaman publik.
Mitos # 1: "Chondro sulit untuk dipelihara dan hanya untuk para Advance Keeper"
Fakta: Saya tidak merasa bahwa GTPs sulit dipelihara jika kebutuhan khusus mereka dipahami dan dipenuhi. Meskipun memang benar bahwa pemeliharaan mereka tidak semudah pemeliharaan cornsnakes dan tidak akan hidup dalam sembarangan kandang atau lingkungan, memberikan apa yang mereka butuhkan tidaklah sulit. Sementara, memelihara beberapa jenis ular tetap penting sebelum memelihara chondro, dan saya tidak menyarankan mereka untuk ular pertama, mereka dapat dipelihara dengan baik oleh siapapun yang mau belajar dan melakukan memenuhi yang diperlukan.
Mitos # 2: "Chondro adalah ular yang sangat galak dan kejam"
Fakta: Chondro ditangkap dari alam dalam semua jenis temperamen, dari yang paling jinak, sampai yang untouchable. Kebanyakan chondro wild-caught dibesarkan secara captive diurus hanya pada siang hari. Chondro baby itu ringkih, tidak dapat dan tidak dibenarkan untuk dihandle dibawah umur. Kebanyakan WC dewasa akan merespon dengan baik untuk sentuhan lembut. Neonates yang belum sampai usia satu tahun tidak boleh dihandle, untuk mencegah kerusakan tulang belakang (spinal-kinks / spinal-damage). Jika anda ingin membeli chondro jinak untuk dihandling, lebih baik anda membeli chondro adult atau chondro yang sudah berumur lebih dari 1 tahun.
CATATAN: Semua chondros harus diperlakukan dengan lembut setelah gelap, wajar saja bila chondro yang sangat jinak sekalipun dapat sesekali menyerang anda pada setiap gerakan.
Mitos # 3: "Chondro perlu tempat yang sangat lembab dan di misting setiap saat"
Fakta: Ini adalah ide yang buruk yang dapat menyebabkan masalah kulit. Siklus harian kelembaban yang tinggi dan diikuti pengeringan adalah yang terbaik. Jika terrarium Chondro anda akan ditumbuh jamur jika terlalu basah. Ini adalah salah satu yang paling menakutkan dan membingungkan pada aspek perawatan GTP untuk pemula, tapi tidak perlu bingung. Chondro anda tidak akan mati jika kelembabannya kurang. Masalah shedding adalah gejala paling umum salah kelembaban, dan shedding dapat dibantu tanpa masalah.
Mitos # 4: "Chondro memiliki gigi yang besar, panjang, dan tajam"
Fakta: Chondro memang berbeda dari Emerald Tree Boa dari Amerika Selatan, yang memiliki kedua gigi depan atas dan bawah mulut lebih dan sangat besar. Itu tidak berarti bahwa GTPs berkesankan tidak memiliki gigi, tetapi mereka tidak bertaring besar. Sebuah gigitan terasa sakit dari chondro dewasa kurang sakit jika dibandingkan dengan ETB... dan saya bicara dari pengalaman pribadi dalam kedua hal ini, saya memelihara GTP dan ETB.
Mitos # 5: "Anda dapat mengetahui locality dengan melihat penampilan Chondro"
Fakta: Meskipun ada beberapa warna dan pola unik di luar ciri-ciri geografis, yang umumnya terkait dengan chondro ras, terutama Aru dan Pulau Biak bentuk klaim yang paling khas sekadar impian yang terbaik. GTP sangat bervariasi, dan foto foto dokumentasi penangkapan oleh para pencari chondro di alam liar sangat mustahil untuk didapatkan. Entah bagaimana, banyak orang mendapatkan gagasan bahwa sebuah penamaan "locality" pada hewan tertentu membuatnya lebih diinginkan, tetapi tidak ada morphs dan genetik yang diturunkan dari locality.
Mitos # 6: "Banyak Chondro yang mahal, mereka semua senilai harga yang sama"
Fakta: Dibandingkan dengan apa? GTP diproduksi dengan sertifikat, peternak berorientasi mutu itu tidak murah. Python jenis ini tidak mudah berkembang biak, dan bayi dapat menguras cukup tenaga untuk dijaga kelangsungan hidupnya. Ketika datang untuk membeli kualitas, Captive Breed chondro dilahirkan dengan catatan keturunan, feeding chart info, shed, dan info menetas, serta diberitahu expertise advice, Anda akan mendapatkan apa yang anda bayar. Saya menghabiskan ratusan jam untuk menolong mereka yang telah membeli hewan lebih murah dan tetapi tidak dapat mendapatkan bantuan dari penjual.
Mitos # 7: "Chondro tidak sulit untuk dibiakkan, banyak orang yang bisa mengembangbiakkannya"
Fakta: Memang benar sekarang ini lebih banyak breeder yang sukses daripada dulu, dan saya ikut senang tentang hal ini. Saya mendukung upaya penangkaran oleh semua orang yang melakukannya dengan integritas tinggi. Juga benar bahwa satu kali copulation, akan banyak baby chondro yang menetas, dan banyak peternak yang mampu menetaskannya tetapi tidak mampu dan tidak bisa memberi mereka makan. Perlu waktu bertahun-tahun untuk belajar dan menyempurnakan teknik yang secara konsisten untuk memproduksi chondro kualitas, dan bahkan peternak terbaik masih kehilangan pegangan akan hal ini. Fakta sederhana bahwa pasar tidak dibanjiri GTP yang dibiakkan secara Captive Breed seperti banyak orang di dunia reptil harus membuka mata dan meminta penjelasan kebenaran tentang farm. Captive Hatch tidak sama dengan Captive Breed !
Mitos # 8: "Chondro berwarna biru akan menghasilkan baby Chondro berwarna biru saat dewasa"
Fakta: Sebenarnya, Anda dapat mengganti warna lain untuk "biru" ... kuning yang paling umum. Sebenarnya, sementara para induk yang memiliki sifat yang dikehendaki mungkin memiliki kesempatan yang lebih untuk menghasilkan keturunan dengan sifat yang sama, hanya persentase dari keturunannya akan menunjukkan berbagai tingkat sifat itu. Beberapa garis keturunan yang jelas lebih potensial daripada yang lain, dan hanya dari pengalaman melihat yang sebelumnya, anda bisa membuat penilaian yang baik tentang potensi seekor binatang. Saya tidak akan pernah membayar dengan harga gila-gilaan untuk baby yang hanya dihasilkan dari penampilan indukannya dengan non-proven genetics.
Kadal Lidah Biru (Blue Tongue Skink)
Bluetongue adalah salah satu family dari kadal (scincidae), banyak nama untuk hobis untuk memanggil jenis kadal ini yakni,bluetongue ,panana ,kadal lidah biru dan ular berkaki empat. Kenapa orang luar memanggilnya dengan bluetongue? Seperti yang kita liat bahwa kadal ini memiliki lidah berwarna biru pekat karena alasan ini pula, saudara – saudara kita di wilayah timur takut dengan kadal ini karena bahwasanya mereka menganggap kadal ini beracun dan mematikan.
Sistematik
Bluetongue sangat dekat dengan genus Cyclodomarphus dan Hemisphaeriodon. Semua spesis dari kadal ini dapat di temukan di daratan Australia dan terkecuali jenis Tiliquas Gigas yang dapat di temukan di papua dan beberapa pulau – pulau kecil di Indonesia, satu spesis lain yakni Tiliquas Scincoides dapat di temukan di pulau – pulau kecil di sekitar papua dan Australia, Tiliqua Nigrolutea hanya dapat di jumpai di Pulau Tazmania jenis ini berbeda dengan jenis lain yang biasa disebut pygmy blue-tongue, fisik mereka relatif besar (lebih dari 37cm panjangnya) dengan badan yang mengkilat, kaki yang pendek kepala yang lebar dengan gigi yang besar.
Ekologi
Banyak jenis kadal ini hidup di dasar lantai hutan ataupun gurun dan kadal ini beraktivitas pada siang dan malam hari, kadal ini tergolong omnivore yakni pemakan segala, terkecuali pygmy bluetongue yang lebih suka jenis arthropoda. Semua jenis kadal ini bereproduksi dengan cara ovovivipar, dengan jenis kadal pygmy bluetongue hanya melahirkan 1-4 ekor saja dan jenis laen dapat mencapai 5 – 24 ekor sekali melahirkan.
Spesis dan Subspesis
Seperti yang diketahui jenis kadal panana ini tersebar dari wilayah daratan papua dan Australia dan juga pulau – pulau kecil yang ada di sekitarnya dan tidak menutup kemungkinan ada sepsis – sepsis yang terisolasi yang memeliki fisik dan patern yang berbeda dengan yang di daratan.
Berikut ini adalah jenis dan subspesis dari kadal panana ini :
• Tiliqua adelaidensis, (Adelaide) Pygmy Blue-tongued Skink
• Tiliqua gigas, Indonesian Blue-tongued Skink
o Tiliqua gigas evanescens, Merakue Blue-tongued Skink
o Tiliqua gigas keyensis, Key Island Blue-tongued Skink
• Tiliqua multifasciata, Centralian Blue-tongued Skink
• Tiliqua nigrolutea, Blotched Blue-tongued Skink
• Tiliqua occipitalis, Western Blue-tongued Skink
• Tiliqua rugosa, Shingleback (or Bobtail) Skink
o Tiliqua rugosa rugosa, Common Shingleback Skink
o Tiliqua rugosa aspera, Eastern Shingleback Skink
o Tiliqua rugosa palarra, Shark Bay Shingleback Skink
o Tiliqua rugosa konowi, Rottnest Island Shingleback Skink
• Tiliqua scincoides, Australian Blue-tongued Skink
o Tiliqua scincoides scincoides, Eastern Blue-tongued Skink
o Tiliqua scincoides intermedia, Northern Blue-tongued Skink
o Tiliqua scincoides chimaerea, Tanimbar Blue-tongued Skink
Breeding
Karena jumlahnya yang terbatas di alam, tidak salahnya kita mencoba untuk menernakanya. Selain kita dapat mengurangin exploitasi penangkapanya di alam, kita juga dapat mencoba menciptakan strain atau patern yang baru,albino,leucistic,amelanistic,paternless dan sebagainya.
Berikut caranya bagaimana awalnya untuk menentukan jantan dan betina bluetongue. Sampai sekarang belum ada cara yang pasti untuk menentukan kelamin bluetongue. Nah berikut ini cara dari pengalaman dan sharing dari temen – temen breeder.
Bluetongue yang siap kimpoi adalah yang sudah berumur 2 tahun baik jantan maupun yang betina, pilihlah indukan/biangan yang berkualitas dan sehat di tandai dengan kuku yang lengkap badan yang berisi. Season meeting bluetongue di tandai pada pertengahan bulan November sampai bulan februari atau maret ( sebagai catatan adanya perbedaan musim kimpoi akibat dari perbedaan letak penyebaran dan suhu lingkungan). Pada masa ini bluetongue akan mogok makan, pada saat ini jangan lupa untuk memberikan persediaan air. Sang jantan terkadang sangat agresif dan jangan memegang kadal panana pada saat ini. Pasangkan bluetongue jantan dan betina ( bias 1:1 atau 1:2 jantan 1 dan betina 2), jangan satukan jantan dan jantan pada masa ini karena jantan teramat defensive. Proses pembuahan di tandai dengan sang jantan mengigit tengkuk betina lalu memasukan hemipenis jantan ke betina dan sebagai jantan pada masa perkimpoian jangan memakai substrat apapun karena hemipenis sang jantan sangat lah sensitif, sedikit saja tersentuh dengan substrat maka dia akan marah dan juga akan mengganggu proses pembuahan. Jantan akan menarik perhatian betina dengan cara berkeliling di sekitar betina dan mencoba untuk mencumbu sang betina dan jika di terima betina jantan akan menaiki sang betina dan menggigit tengkuknya lama pembuahan biasanya sekitar 30 detik sampai beberapa menit.
Betina akan hamil sekitar 3 sampai 6 bulan tergantung spesisnya. Ketika bayinya lahir tunggu lah sampai beberapa hari sampai dia bias makan sendiri. Perawatanya sama dengan perawatan dewasa.
Savannah Monitor
Savannah monitor juga dikenal dengan Bosc's Monitor adalah jenis reptil penyendiri pemakan daging (karnivora) yang hidup di daerah kering dan panas di Afrika, tempat asal savannah monitor berasal. Hewan sebangsa kadal ini memiliki sisik dengan tekstur berbintik agak kasar dan memiliki kaki pendek. Jika dipelihara dengan baik, savannah monitor dapat mencapai ukuran panjang 120 sentimeter.
Cara memelihara savannah monitor adalah sebagai berikut:
1. Kandang savannah monitor sebaiknya berupa akuarium yang memiliki panjang minimal dua kali panjang tubuhnya.
Satu kandang hanya boleh ditempati oleh seekor savannah monitor. Alas kandang savannah monitor bisa menggunakan kertas koran yang bersih. Suhu kandang sebaiknya bersuhu kamar, yaitu sekitar 29 hingga 34 derajat celcius. Tempatkan wadah air minum dan hiding cave di dalam kandang.
2. Makanan savannah monitor adalah jangkrik, tikus putih, bayi tikus, dan telur ayam.
Memberi makan savannah monitor hendaknya dilakukan saat sedang menjemur savannah monitor (basking) karena pada saat itu nafsu makan savmon akan meningkat. Cukup berikan pakan secukupnya saja, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Anda juga bisa membaluri makanan savannah monitor dengan bubuk suplemen kalsium khusus reptil sebelum diberikan kepada savannah monitor. Istilah membaluri makanan reptil dengan bubuk kalsium disebut dengan powdering.
3. Jemur savannah monitor setiap hari dengan suhu 34 hingga 39 derajat celcius.
Jika anda tidak memiliki cukup waktu untuk menjemur savmon peliharaan anda, cukup tempatkan lampu uvb di dalam kandang. Jaga jarak lampu agar tidak terlalu dekat kepermukaan kandang. Lampu uvb yang terlalu dekat ke permukaan kandang akan membuat savmon kepanasan yang berakhir pada dehidrasi dan kematian. Untuk itu, tempatkan termometer di dalam kandang agar suhu tetap terjaga.
4. Penyakit pada ular umumnya juga menjangkiti savannah monitor.
Anda bisa membaca tentang jenis penyakit pada savannah monitor dengan membaca artikel penyakit-penyakit pada ular.
Senin, 09 Mei 2016
SANCA BODO
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Serpentes
Famili: Pythonidae
Genus: Python
Spesies: P. bivittatus
Sanca bodo (Python bivittatus) adalah sejenis ular besar dari suku Pythonidae. Awalnya, ular ini adalah anak jenis dari Python molurus (Sanca India). Namun sekarang, dijadikan spesies tersendiri. Nama umum ular ini adalah sanca bodo, sanca myanmar, ula sawa bodo, dan sebagainya; nama umumnya dalam Inggris adalah Burmese python, South-east Asian rock python, atau Tiger python. Ular ini tersebar di beberapa daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara.
Deskripsi tubuh:
Sanca bodo, spesimen berwarna kuning
Tubuh berukuran besar. Panjangnya antara 3 sampai 6 meter, namun seringnya hanya sampai 5 meter. Berat tubuh sampai 160 kg. Mempunyai warna dasar coklat muda dengan bercak-bercak berpentuk tidak beraturan berwarna coklat tua, ada pula yang berwarna dasar kuning, karamel, atau krem, dengan bercak-bercak kuning pekat, cokelat, atau oranye. Corak yang hampir sama dengan kerabat dekatnya, yakni Sanca India (Python molurus). Namun sanca bodo dibedakan karena adanya corak berbentuk huruf "V" berwarna kuning pucat atau putih di atas kepalanya.
Kebiasaan:
Sanca bodo mendiami hutan tropis atau hutan musim yang lembab. Biasanya ditemukan tidak jauh dari air atau tempat lembab bahkan kadang di dekat pemukiman. Ular sanca bodo umumnya beraktivitas di tanah dan/atau di dalam air, tetapi ular ini kerap memanjat pohon untuk berburu atau berjemur.
Ular ini memangsa hewan-hewan berukuran sedang hingga besar, mangsa ular ini umumnya kadal, tikus, burung, ayam hutan, musang, kera, bajing, rusa, dan kijang.[3] Bahkan pernah dilaporkan dari Myanmar bahwa ada spesimen yang ditemukan sedang berjemur dan baru saja menelan seekor macan tutul.
Reproduksi:
Sanca bodo berkembang biak bertelur (ovipar). Jumlahnya dapat mencapai 40 butir bahkan lebih. Telur-telur tersebut akan menetas setelah dierami selama 60-80 hari. Panjang anak yang baru menetas tersebut berkisar antara 60-70 cm.
Agihan alami:
Tersebar di India timur laut (Benggala utara), Nepal tenggara, Bhutan, Cina selatan, dan Asia Tenggara: Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia, ular ini hanya terdapat di Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, dan Sulawesi Selatan.
Populasi invasif:
Dalam beberapa dekade terakhir, ular ini dikabarkan juga menjadi penghuni liar di Taman Nasional Everglades, Florida, AS. Statusnya disana adalah spesies invasif akibat para pemeliharanya melepaskan ular ini begitu saja ke alam liar. Ular ini juga merusak dan mengganti rantai makanan di Florida dan menjadi pemangsa teratas (konsumen puncak).
Populasi:
Populasi ular ini sudah mulai langka, baik di Asia Tenggara maupun di Indonesia sehingga IUCN sepakat melabeli statusnya menjadi “Vulnerable” (Berisiko).
IGUANA
Iguana ialah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Pertama kali mereka disebutkan oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini: iguana hijau dan iguana Antilles Kecil.
Kedua spesies kadal tersebut memiliki lipatan kulit di bawah rahang, sekumpulan kulit yang mengeras yang berderet di punggungnya hingga ekor, dan "mata ketiga" di kepalanya. Mata ini disebut sebagai mata parietal, yang mirip seperti tonggak di atas kepalanya. Di belakang lehernya ada sisik kecil yang menyerupai paku panjang, dan disebut tuberculate scale. Iguana juga memiliki sisik besar bundar di pipinya yang disebut sebagai selubung subtimpani.
Iguana memiliki penglihatan yang baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna, dan gerakan pada jarak yang jauh. Iguana menggunakan matanya untuk mengarahkannya mengarungi hutan lebat, untuk menemukan makanan. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi dengan anggota spesies yang sama.
Mereka merespon rangsangan visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah muda, dan biru yang terdapat pada substansi makanan mereka.
Telinga iguana disebut timpanum, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat di kanan atas selubung subtimpani dan di belakang mata. Ini adalah bagian tubuh iguana yang amat tipis dan lembut, dan amat penting untuk pendengarannya.
Mereka sering kali sulit untuk diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka untuk menyatu dengan lingkungannya. Warna hijau alaminya sangat membantu dalam menyembunyikan dirinya dari predator.
Sugar Glider
Sugar Glider atau dalam bahasa latinnya Petaurus breviceps adalah sejenis tupai pohon dengan ukuran badan yang relative kecil dengan ukuran tubuh kira-kira 24-30 cm dengan berat 4-6 ons. dan karena kecilnya itu mereka sering disebut hewan peliharaan dalam saku.Tubuhnya yang imut dan mimik mukanya yang unyu-unyu itu akan mudah membuat animal lover jatuh cinta kepadanya. Marsupialia yang satu ini berasal dari belantara Papua, Tasmania Australia, Papua New Guinea. Sugar Glider memiliki jari-jari kaki yang besar pada kaki belakang yang berfungsi untuk membantu berpegangan lebih kuat pada cabang pohon. Dan yang unik lagi di antara pergelangan tangan dan kaki Sugar glider ditutupi dengan bulu atau membran yang disebut Patagium. Jadi dikala Sugar glider membentangkan tangan dan kaki mereka, patagium ini akan tampak seperti sayap yang membuat Sugar glider melayang di udara.
Sugar glider dewasa setelah 2 tahun untuk jantan dan untuk betinanya 7 hingga 15 bulan. sang betina akan bunting eh hamil selama 14 -16 hari kemudian melahirkan 1 / 2 ekor anak, dan kadang hingga 3 ekor. Dalam pelukan sang induk, bayi Sugar glider berkembang sampai mampu bertahan hidup sendiri(hiks…jadi rindu emak)
Sugar Glider merupakan nocturnal omnivora, aktif mencari makan di malam hari. Di habitat aslinya mereka terbiasa berburu serangga kecil seperti jangkrik dan ulat kecil ,juga getah manis dari pohon akasia dan eucalyptus. Dan itulah sebabnya kenapa dia dinamakan sugar glider, karena selain hobi meluncur dari ketinggian hingga berasa terbang layaknya batman, mereka juga menyukai makanan bercita rasa manis hmmm…nyem nyem.
Tetapi walalupun si lucu ini tergolong pemakan segalanya, namun dia juga punya mood yang gonjang ganjing layaknya manusia dalam memilih makanan, misalnya hari ini makan pisang besok belum tentu mau makanan yang sama hihihihihi…nakal bener ya. Jadi untuk makanan sehari hari sebaiknya diberi variasi dan ada rotasi, buah-buahan yang bisa dipilih diantaranya pear, apel, pisang, papaya, anggur dll(asem ik..padahal yang nulis paling pol Cuma makan kesemek sama dondong). Sedangkan kebutuhan protein dapat diperoleh dari telur, keju, pet food (dengan protein dan kalsium tinggi namun kandungan magnesium yang rendah tidak lebih dari 0,01% karena dikhawatirkan bisa merusak ginjalnya). Selain makanan yang mencukupi, kewan menggemaskan ini juga butuh minum, berikanlah air matang untuk minum mereka.
Nah..hal yang paling menyebalkan dari memelihara binatang adalah pup hihihi…kotoran sugar glider tidak akan berbau sepanjang kita memberikan variasi makanan yang cocok dan seimbang, kalau kadar protein dari ransum makanannya terlalu tinggi tentu saja aromanya akan semakin menyengat…weww horornya hihihi. Yang paling penting jika piara kewan yang satu ini adalah berikan kandang yang luas dan nyaman, selalu rawat kebersihan hewan dan kandangnya dan jangan lupa periksakan kesehatannya di dokter hewan terdekat.
Mengenai cara perawatan sugar glider di Indonesia, hewan imut yang satu ini belum sepopuler marmut dan hedgehog, namun akhir-akhir ini mulai menjadi tren pembicaraan bahkan sudah ada komunitas pecinta sugar glider yang terbentuk (wah ini pasti ada imbas dari si mbak paris Hilton yang ternyata juga memelihara kewan ini hihihihih). Nah sudah terpikir untuk mulai mencoba memelihara sugar glider atau malah tertarik membiakkannya ….harganya masih lumayan lho..siapa tau nanti bisa jadi juragan kan saya bisa dikasih gratisan gitu wkwkwkw…horeeeeeee
Minggu, 01 Mei 2016
Varanus Salvator /
Salvator termasuk salah satu diantara kadal terbesar di dunia. Biawak ini dapat hidup di habitat yang bahkan tidak mampu mendukung karnivora besar lainnya. Biawak hidup dihutan atau di dekat lahan basah termasuk sungai sungai dan rawa.
Biawak biasanya berwarna hitam atau kelabu sedikit kekuningan & biawak dewasa bisa tumbuh lebih dari 2m panjangnya dengan berat lebih dari 25kg. Biawak jantan biasanya lebih besar dari betina. Biawak yang masih kecil memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan yang sudah dewasa. Hampir di seluruh pelosok Indonesia terdapat biawak. Biawak berdarah dingin & lebih efisien dalam hal mencerna makanannya. Biawak makan ikan-ikan mati& apa saja yang dapat mereka telan. Dari serangga kecil jangkrik, kepiting, ular, telur, ikan bahkan bangkai, sampah dan mayat.
Penyebaran: benua Asia dari India (dan Sri Lanka) ke China, ke Asia Tenggara (Indonesia), Filipina, New Guinea pulau-pulau di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.
Di Indonesia hampir semua pelosok pulau ada biawak, termasuk pulau Bali, di pulau Sumatra ada Varanus Salvator, V. Rudicullis, V. Dumerili
Biawak lebih aktif disiang hari, mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya terus-menerus. Mereka melakukan ini dengan memilih sesuai iklim dalam habitat mereka; bersembunyi ketika panas, dan memilih tempat-tempat yang hangat ketika tidur di malam hari. Teknik berburu utama biawak adalah dengan mengejar mangsa yang telah dilihatnya. Seperti ular, mereka memiliki lidah bercabang yang tetap masuk dan keluar secara teratur untuk “mencium” mangsanya.
Biawak dapat berenang dengan baik dan bahkan pernah terlihat berenang di laut lepas. Mereka dapat menyelam tanpa mengambil udara hingga setengah jam. Selain itu, Biawak juga pelari cepat untuk ukuran tubuh mereka yang besar karena mereka memiliki otot kaki kuat. Biawak berlari lebih cepat dari pada manusia. Biawak juga ahli memanjat untuk mencari makanan atau untuk menghindari predator lain, mereka memanjatt pohon dengan menggunakan cakarnya yang melengkung kuat. Biawak muda kadang tinggal di pohon untuk keselamatan. Jika terpojok diatas pohon, biawak akan menggembungkan lehernya, mendesis keras, dan mengintimidasi predator lain dengan memukul menggunakan ekor mereka. Ketika terpojok, mereka akan menggigit dan mencakar. Biawak biasanya bersembunyi di tepi sungai.
Biawak berkembang biak dengan cepat. Betina yang lebih besar bisa menghasilkan sampai 40 telur per tahun. Perkawinan melibatkan banyak gigitan dan cakaran. Betina bertelur 4 sampai 6 minggu setelah berkembang biak. Biawak dapat hidup sampai 15 tahun.
Biawak masih sering diburu manusia karena diburu untuk daging dan kulit mereka, dagingnya termasuk sumber protein dan sumber pendapatan bagi masyarakat pedesaan. Di sebagian besar di daratan India, biawak sudah mulai punah. Di tempat lain, populasi biawak menurun tajam. Habitat juga mempengaruhi mereka. Sampai 1,5 juta kulit biawak diekspor setiap tahunnya terutama dari Indonesia ke Eropa, Jepang dan AS untuk dibuat menjadi aksesoris. Daging mereka dianggap lezat dan bisa dibuat obat untuk diabetes, untuk aphrodisiacs dan untuk menghilangkan racun dalam tubuh. Kandung empedu nya diseduh untuk teh, berguna untuk mengobati jantung dan masalah hati. Beberapa Negara bagian di dunia memakai lemaknya untuk obat atau salep kulit. Tapi di Sri Lanka, penduduk setempat melindungi mereka karena mereka memakan kepiting yang bisa merusak sawah.
Senin, 28 Maret 2016
Reticulatus Python
Python reticulatus atau sering disebut ular sanca kembang, berhabitat di hutan hujan tropis di berbagai Negara seperti Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia. Sanca kembang memiliki penyebaran yang terluas dari semua spesies Python. Jenis ular ini sangat digemari oleh para pecinta ular baik yang sudah pengalaman ataupun pemula. Alasan pemilihan ular jenis ini antara lain : warnanya yang exotic, tampilannya yang garang, perawatan yang mudah, relative jinak, dan mempunyai daya hidup yang lebih lama dibandingkan jenis ular lainnya.
Umumnya python yang di pelihara dirumah adalah hasil ternak yang memang tidak galak. Tidak seperti hasil tangkapan liar yang sangat galak karena tidak pernah bertemu manusia jadi merasa takut maka dari itu dia akan sangat galak tehadap manusia.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memelihara ular python ini
1.Tingkat Kesulitan
Mahir – sebelumnya pemilik harus mempunyai pengalaman dengan ular yang lebih besar dan dapat menyesuaikan ataupun terbiasa (“nyaman”) dengan perawatan serta penanganannya. Tidak cocok sebagai ular untuk pemula. Sanca Kembang biasanya menyesuaikan dengan perlakuan pemilik mereka . Bila dipelihara oleh pemilik yang sudah mengerti mereka akan berprilaku baik dan ular sanca yang besar dan jinak.
Sedikit tambahan dari beberapa referensi, Sanca Kembang hasil tangkapan liar biasanya walaupun sudah jinak, kadang kala menjadi galak serta menyerang karena keget, ataupun kadang kala tanpa alasan yang jelas.
2.Tingkat keagresifan
Tingkat keagresifan ular sangatlah penting untuk diperhatikan. Hendaknya pilihlah ular yang jinak tetapi masih memiliki insting liarnya. Insting liar disini diperlukan oleh ular untuk menangkap mangsanya karena kita pastinya akan memberikan makanan yang masih hidup semisal tikus putih. Percuma saja kita memelihara ular tetapi tidak dapat memangsa mangsanya hidup-hidup. Tingkat keagresifan ini sangat berhubungan langsung dengan nafsu makan ular tersebut.
3. Kondisi mata dan mulut
Kondisi mata yang sehat terlihat jernih dan terang tanpa adanya leleran-leleran cairan yang keluar dari mata. Kondisi mulut yang sehat tidak ditemukan luka-luka seperti sariawan pada gusinya, dan gusi yang normal berwarna pink.
4. Kulit dan kondisi tubuh
Ular yang sehat memiliki kulit yang lentur, kulit yang lentur mengindikasikan konsistensi (turgor) kulit yang baik dengan otot pada tubuh teraba penuh. Kulit yang bersih dan mengkilat juga dapat dijadikan ukuran sehatnya ular tersebut. Kulit ular yang tidak sehat cenderung kering, kulit melipat, sisik mengelupas, dan adanya benjolan-benjolan di bawah kulit. Pemeriksaan parasit pada kulit ular juga perlu dilakukan, biasanya parasit ditemukan di sela-sela sisik.
5. Pemilihan jenis kelamin (sexing)
Sexing ular dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu visual, poping, dan probing. Sexing visual dilakukan dengan melihat ukuran ekor. Ular jantan memiliki ekor yang relatif lebih panjang dengan pangkal ekor besar. Sedangkan betina memiliki ekor yang relatif lebih pendek dengan pangkal ekor yang lebih kurus. Ular jantan memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan betina dan ular jantan terkesan lebih agresif dibandingkan ular betina.
6.Kandang
Kandang bisa sederhana ataupun rumit tergantung kemampuan menjaganya. Ingatlah bahwa semakin banyak barang yang ditaruh di kurungan, semikin banyak pula barang yang harus di bersihkan. Sangat banyak pilihan untuk pemilihan kandang untuk Sanca Kembang yang masih kecil, seperti kotak plastic tempat baju, rak melamin, dan kandang-kandang plastic reptile yang banyak di jual di pasaran. Akuarium dari kaca memadai untuk hewan yang lebih kecil. Perlu diingat bahwa penutup kandang kadang kala dapat menimbulkan kesulitan untuk mengatur tingkat kelembaban.
Sanca Kembang yang baru menetas sepertinya cocok di kandang yang kecil juga. Ular kecil di kandang yang besar bisa menjadi stress. Untuk ular yang besar, paling sedikit kandangnya harus mempunyai panjang setengah dari ular tersebut. Semakin panjang semakin baik. Dan juga pilihlah yang lebar karena Sanca Kembang perlu lantai yang lebar. Semua kandang harus memiliki tempat yang panas pada sebuah sudut, dan tempat yang lebih dingin di sudut yang berlawanan. Berapapun umur ular itu, Sanca Kembang sangat kuat maka harus ditaruh di kandang yang kuat dan pengunci yang kuat. Kandang yang baik (kuat dan nyaman untuk ular) sangat dibutuhkan, sehingga kandang ini harus menjadi bahan pertimbangan dalam memelihara ular raksasa. Kandang yang baik adalah yang luas dan bisa memberikan ular ruangan untuk bergerak. Ukuran sekitar 91.45 cm x 243 cm bisa dipakai sebagai acuan untuk ukuran ular 6 m.
7.Alas
Hanya sedikit alas yang bekerja dengan baik. Koran adalah yang paling murah dan paling mudah untuk dibersihkan: buang yang lama dan ganti dengan yang baru. Cypress mulch bagus untuk mengendalikan kelembaban, tetapi ingatlah bahwa terlalu tinggi kelembaban dapat mengganggu kesehatan, begitu juga kalau terlalu rendah kelembaban. Jangan pernah menggunakan alas yang mengandung Cedar karena mematikan untuk reptil.
8.Suhu dan Pemanasan
Sediakan ular Sanca Kembang anda dengan titik berjemur 88-92 F (31-33 C) dan suhu kandang 78-80 F (25.5-26.6 C)(suhu ini tidak boleh turun hingga lebih rendah dari 75 oF-24 C). Sangat penting untuk mengetahui suhu di kandang, dan janganlah menebak. Yang bagus adalah menggunakan termometer digital luar/dalam. Taruh thermometer di dalam kandang, dan ujung lainnya di luar kandang. Sehingga anda dapat mengetahui suhu di luar dan di dalam pada waktu yang sama.
Ada beberapa cara untuk menghangatkan kandang: alas pemanas dari bawah kandang, pemanas keramik, lampu “berjemur” (lampu ditempatkan di suatu sudut sisi untuk berjemur, baik lampu untuk siang maupun lampu malam). Bila menggunakan bohlam ataupun keramik haruslah memperhatikan kelembaban di dalam kandang, apalagi bila menggunakan kandang dengan tutup atas, karena pemanas maupun kandang dengan tutup atas keduanya membuat kelembaban hilang dengan sangat cepat. Gunakan thermostats, rheostats, dan atau timer untuk mengontrol sumber panas. Jangan menggunakan batu pemanas pada ular karena terlalu kecil untuk permukaannya dan dapat menyebabkan luka bakar yang serius.
9.Kelembaban
Menyediakan kelembaban yang cocok untuk Sanca Kembang adalah sangat penting untuk menjamin lingkungan yang sehat dan membantu ketika proses ganti kulit, tetapi seperti dibilang sebelumnya, kelembaban yang terlalu tinggi pun dapat menjadi masalah sama seperti bila terlalu sedikit. Untuk membuat tingkat kelembaban 50% – 60%, kita memiliki beberapa pilihan.
1. Gunakan cypress mulch atau bahan yang sejenis yang dapat melembabkan. Cypress sangat bagus untuk digunakan, ciri-cirinya warnanya coklat terang saat kering dan menjadi gelap setelah basah, jadi kita tahu kapan kita perlu membasahinya lagi.
2. Buatlah box kelembaban untuk ular. Menggunakan container plastic dengan ukuran yang lebih kecil dari kandang dan muat saat ditaruh didalam kandang, yang diisi dengan sphagum moss (peras lah untuk mengetahui ukuran kelembaban), gunting container plastic pada bagian atas tutupnya atau bagian samping dari plastic container tersebut. Taruh di dalam kandang ular sehingga ular dapat masuk kedalamnya saat ular tersebut menginginkannya.
Harus diingat, bila kita memiliki kandang dengan tutup atas yang berlubang, buka dari atas, atau sejenisnya, ada baiknya kita menutupnya dengan plastic, handuk atau sesuatu yang dapat menahan kelembaban agar tidak hilang. Juga harus menjaga suhu karena udara yang hangat lebih dapat menahan kelembaban daripada udara yang dingin. Kita harus membuat kandang yang lembab, bukan basah. Kandang yang basah dapat menyebabkan infeksi baik karena bakteri maupun jamur, dan tentu saja akhirnya kepada kematian.
10.Pencahayaan
Asupan (pemberian) cahaya tidak diperlukan pada jenis ini, tetapi bila digunakan haruslah 12/12 cycle, yang artinya 12 jam nyala dan 12 jam mati. Bila terus-menerus, bisa menyebabkan stress pada ular, apalagi jenis ini termasuk nocturnal (aktif pada malam hari).
11.Air
Selalu ganti air dengan air yang bersih untuk ular Sanca Kembang anda, sebagaimana mereka memiliki kecendrungan untuk minum dengan sangat banyak. Ukuran dari tempat air minum adalah terserah anda. Bila cukup besar untuk berendam, maka cepat atau lambat si ular akan tampak senang untuk berendam dari waktu ke waktu. Pastikan bahwa tempat minum tidak terlalu dalam untuk hewan yang masih kecil. Banyak ular akan membuang kotorannya di tempat air minum, jadi siap-sedialah untuk membersihkannya, men-disinfektan dan mengganti air kapan saja dibutuhkan. Sering kali kita perlu menyediakan tempat minum cadangan, sehingga ada pengganti tempat minum ketika yang satu lagi dibersihkan.
12.Asesoris
Satu asesori kandang yang berguna untuk membuat Sanca Kembang tetap bahagia adalah sebuah tempat persembunyian yang bagus… atau mungkin sepasang tempat persembunyian. Ular ini sensitive, ular yang pintar yang menyadari dan menggunakan tempat persembunyian. Sediakan di dua titik panas dan dingin dari kandang, sehingga ular dapat bersembunyi baik di tempat panas maupun di tempat dingin, dan ular tidak bingung memilih antar suhu dan keamanan. Pot bunga dari tanah liat atau plastic, maupun tempat sembunyi yang dijual di toko hewan semuanya dapat digunakan. Untuk Sanca Kembang yang lebih besar, menempelkan kertas yang gelap pada semua bagian kandang adalah cara yang mudah untuk membuat ular kita merasa lebih aman. jadi apapun asesorinya pastikan tidak mengganggu keamanan ular kita.
13.Pemberian Makan
Beri makan ular anda dengan hewan pengerat yang ukurannya disesuaikan dengan ular tiap minggu. Bayi Sanca Kembang sebaiknya diberi mencit dewasa, atau tikus putih (rat) yang masih belum bisa berjalan (jalannya masih merayap). Saat ukuran mencapai 3 kaki (± 1 m) Sanca Kembang cukup besar untuk memakan tikus putih (rat) yang baru disapih. Setelah panjangnya 4 kaki (± 1.3 m) ular ini sudah sanggup untuk memakan tikus putih (rat) yang sudah dewasa. Jangan mengangkat ular anda paling tidak 1 hari setelah makan, karena dapat menyebabkan ular muntah. Sedikit tambahan dari yang translate, apa pun makanan ular kita yang kita berikan, ada baiknya memberikan makan ular dengan hewan yang sudah di matikan terlebih dahulu untuk menghindari ”kecelakaan” dimana makanan ular dapat melukai ular kita. Setelah mati baru kita goyang-goyangkan di depan muka ular kita. Dengan catatan ular kita tidak pilih-pilih makanan.
Kebanyakan Sanca Kembang mempunyai “feeding response” atau response makan (response saat diberi makan) yang kuat dan pada umumnya mudah untuk mengganti makanannya dengan hewan yang dibekukan/dicairkan atau hewan yang telah dimatikan. Jangan pernah meninggalkan hewan pengerat yang masih hidup tanpa diawasi bersama ular. Pemberian makan paling tidak 1 kali setiap 10 hari, terutama pada Sanca Kembang yang masih muda. Hal ini berguna untuk mengendalikan pertumbuhan ular, perlu diingat pemberian makan yang jarang membuat ular anda lapar dan membuatnya ”gelisah” mencari makan, sehingga response makannya lebih kuat selama berinteraksi dengan orang yang memegangnya. Sebaliknya pemberian makan yang terlalu sering sekitar 1 – 2 kali seminggu memicu pertumbuhan yang cepat, sehingga harus bijaksana untuk memikirkan seberapa besar ular kita kita harapkan pada jangka waktu tertentu.
Sanca Kembang adalah jenis ular yang sangat penting membangun kebiasaan makannya agar aman saat dipegang, dimana ular ini adalah pembelit yang sangat kuat dan harus dipertimbangkan dan diperhitungkan ketika sedang lapar. Jangan pernah pegang hewan lain lalu memegang ular; anda bisa dipikir ular sebagai makanannya. Saat ular mencapai ukuran 6 kaki (2 m) adalah bijaksana memberi makan ular dengan cara menaruh hewan yang sudah mati ke dalam kandangnya dan membiarkan ular menemukannya sendiri, karena ini akan menumbuhkan pencarian makanan yang lemah-lembut.
Semakin bertumbuh ular kita, makin lama kita juga harus memberi makan yang semakin besar juga, seperti contohnya kelinci yang besar dan lain-lainnya. Kita perlu mencari dan menemukan tempat membeli makanan untuk ular kita lebih dahulu, karena hal ini sangat bermanfaat dalam memelihara Sanca Kembang, berhubungan dengan anggaran belanja dan jadwal makan ular kita. Hubungi pemelihara ular lainnya atau anggota dari perkumpulan pecinta reptil dimana anda berada untuk membantu menunjukan tempat yang tepat. Memberi makan Sanca Kembang yang besar tidak selalu murah dan pengeluaran ini harus dipertimbangkan sebelum memilih untuk memelihara jenis ini.
• Pemeliharaan
Bersihkan kandang ular saat diperlukan, terutama saat buang air baik BAB ataupun BAK, ataupun mangsa yang tidak dimakan, bersihkan secepatnya. Bersihkan dan basmi kuman baik kandangnya maupun tempat minum, untuk tempat minum sebaiknya paling lambat tiap 1 minggu sekali dan saat diperlukan. Tergantung kepada keadaan kandang, keluarkan semua alas dan perlengkapan kandang maupun asesoris dan basmi kuman menggunakan larutan pemutih 5% tiap 1 bulan sekali. Cuci semua peralatan hingga bersih dan keringkan sebelum kembali ditaruh ke dalam kandang. Sebagai tambahan Sangat disarankan penanganan yang maksimal pada ular apabila ular masih muda, karena akan memudahkan dalam penanganannya sewaktu ular menjadi agak besar dan dewasa.
• CTT
Sanca Kembang adalah rajanya ular pelilit. Ukuran dan kekuatan mereka termasuk yang terbesar di dunia ular, dan kecantikannya tidak ada tandingannya di antara ular-ular raksasa. Sanca Kembang bukanlah jenis ular untuk ‘semua orang’, mereka perlu dedikasih pemelihara dan berpengalaman yang berkembang dan memiliki pengalaman yang diperlukan untuk merawat ular ini dengan tepat. Memperhatikan insting berburu dari Sanca Kembang sangat mengagumkan dimana hanya sedikit jenis lain yang seperti ini. Sebelum memilih ular raksasa kuat ini, terlebih dahulu HARUS memiliki pengalaman menangani ular besar sebelumnya, walaupun yang akan dipilih adalah CB baby yang jinak yang bisa saja memiliki respons makan yang kuat. Sanca Kembang memiliki tantangan yang menakjubkan untuk pemelihara yang berpengalaman yang sudah siap untuk “yang terbesar dari mereka semua”.
Langganan:
Postingan (Atom)