Senin, 09 Mei 2016

SANCA BODO




Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Serpentes
Famili: Pythonidae
Genus: Python
Spesies: P. bivittatus

Sanca bodo (Python bivittatus) adalah sejenis ular besar dari suku Pythonidae. Awalnya, ular ini adalah anak jenis dari Python molurus (Sanca India). Namun sekarang, dijadikan spesies tersendiri. Nama umum ular ini adalah sanca bodo, sanca myanmar, ula sawa bodo, dan sebagainya; nama umumnya dalam Inggris adalah Burmese python, South-east Asian rock python, atau Tiger python. Ular ini tersebar di beberapa daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara.

Deskripsi tubuh:

Sanca bodo, spesimen berwarna kuning
Tubuh berukuran besar. Panjangnya antara 3 sampai 6 meter, namun seringnya hanya sampai 5 meter. Berat tubuh sampai 160 kg. Mempunyai warna dasar coklat muda dengan bercak-bercak berpentuk tidak beraturan berwarna coklat tua, ada pula yang berwarna dasar kuning, karamel, atau krem, dengan bercak-bercak kuning pekat, cokelat, atau oranye. Corak yang hampir sama dengan kerabat dekatnya, yakni Sanca India (Python molurus). Namun sanca bodo dibedakan karena adanya corak berbentuk huruf "V" berwarna kuning pucat atau putih di atas kepalanya.


Kebiasaan:
Sanca bodo mendiami hutan tropis atau hutan musim yang lembab. Biasanya ditemukan tidak jauh dari air atau tempat lembab bahkan kadang di dekat pemukiman. Ular sanca bodo umumnya beraktivitas di tanah dan/atau di dalam air, tetapi ular ini kerap memanjat pohon untuk berburu atau berjemur.

Ular ini memangsa hewan-hewan berukuran sedang hingga besar, mangsa ular ini umumnya kadal, tikus, burung, ayam hutan, musang, kera, bajing, rusa, dan kijang.[3] Bahkan pernah dilaporkan dari Myanmar bahwa ada spesimen yang ditemukan sedang berjemur dan baru saja menelan seekor macan tutul.

Reproduksi:
Sanca bodo berkembang biak bertelur (ovipar). Jumlahnya dapat mencapai 40 butir bahkan lebih. Telur-telur tersebut akan menetas setelah dierami selama 60-80 hari. Panjang anak yang baru menetas tersebut berkisar antara 60-70 cm.


Agihan alami:
Tersebar di India timur laut (Benggala utara), Nepal tenggara, Bhutan, Cina selatan, dan Asia Tenggara: Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia, ular ini hanya terdapat di Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, dan Sulawesi Selatan.

Populasi invasif:
Dalam beberapa dekade terakhir, ular ini dikabarkan juga menjadi penghuni liar di Taman Nasional Everglades, Florida, AS. Statusnya disana adalah spesies invasif akibat para pemeliharanya melepaskan ular ini begitu saja ke alam liar. Ular ini juga merusak dan mengganti rantai makanan di Florida dan menjadi pemangsa teratas (konsumen puncak).


Populasi:
Populasi ular ini sudah mulai langka, baik di Asia Tenggara maupun di Indonesia sehingga IUCN sepakat melabeli statusnya menjadi “Vulnerable” (Berisiko).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar